Profile Pokja

Senin, 17 Maret 2014

Kalau Mendung Atau Gerimis, Anak Saya Minta Ke Pengungsian.

RBM KEDIRI. Beruntung sekali media ini bisa menemui dengan salah satu orang yang di percaya mengelola PNPM KecamatanPuncu Kabupaten Kediri, Sebagai Penanggung Jawab Operasional Kegiatan [ PJOK ] PNPM Kecamatan Puncu, sekaligus Panitia Festival Anak Kelud yang diadakan Hari Kamis 15/3/2014 tentu super sibuk,  berkat bantuan dari Divisi Media RBM akhirnya kami bertemu  dengan orang yang bertetangga dengan Kantor Kecamatan ini.
Foto : Nastain
Foto Bersama Divisi Media Bersama PJOK Dan
Camat Puncu Di Balai Desa Kec Puncu.
Pikiranku sudah bersepakat dengan hati, dalam kesempatan itu tidak akan bertanya tentang Erupsi Kelud, tetapi fokus kepada kegiatan Parade Mewarnai Anak anak TK se Kecamatan Puncu, dengan alasan tidak ingin membuka kembali peristiwa yang melontarkan debu pasir sampai Jawa Barat itu, apalagi Kec. Puncu hanya beberapa kilometer dengan Gunumg Kelud.
      Sekretariat PNPM Puncu satu komplek dengan Kantor Kecamatan , Iya untuk    persiapannya hanya dua hari, kalau anak anak senang sekali dengan kegiatan ini, Pesertanya antara lain dari Desa Puncu, Satak, Manggis Dan Asmorobangun serta desa lainnya, katanya diawal pembicaraan kepada Wartawan media ini, Maaf ya, tempatnya darurat dan jaringan kabel listrik belum diperbaiki.
     Respon wawancara seputar RBM  mulai hilang arah, setiap kalimat yang keluar tertuju kepada gunung yang konon dalam Legenda Rakyat pernah dibuat sumur oleh Lembu Suro untuk memenangi sayembara atas permintaan Putri cantik dari Majapahit itu. Wal hasil media inipun larut dalam pembicarannya
    Begini '' Kalau Mendung Atau Gerimis, Anak saya itu maunya minta ke tempat pengungsian'' Akunya dengan mata berbinar, Berdasar pengalaman tahun 1990 Puncu aman dan tidak parah, jadi sebelum meletus yang diutamakan orang tua dan yang sakit diungsikan lebih dulu disini [ Pendopo Kecamatan] ternyata Alloh   berkehendak lain Pendopo ini penuh, dan lainnya mengungsi ke Ke.Kepung, Sebagai Relawan di POSKO KecamatanPuncu tentu mempunyai tanggung Jawab keselamatan warga, setelah keluarganya sendiri dilarikan  ke Kepung, malam itu juga dia kembali kepada tugas sebagai Relawan, tutur Samsudi   Ketua Penanggung Jawab Operasional Kegiatan [ PJOK ] Kecamatan Puncu dengan mimik serius. sampai saat ini air bersih masih dibutuhkan warga, satu satunya sumber air pipanya rusak, sebelum erupsi Kelud mau ambil cabai di kebun tersedia, sekarang tanaman rusak semua,mengahiri pertemuan. [ Abu Hs ]

Minggu, 16 Maret 2014

FESTIVAL ANAK KELUD, BENAR BENAR SUASANA G.KELUD

RBM Kediri. Begitu memasuki wilayah kecamatan Kepung untuk menuju Kecamatan Puncu, Wartawan media ini sudah merasakan betapa dahsyatnya Erupsi G.Kelud yang terjadi Kamis Malam 13/2/20014 Bulan yang lalu, di sepanjang jalan, pasir dan genting yang pecah terlihat berserakan di depan rumah penduduk, juga sebagaian warga  masih ada   yang memperbaiki rumah, tak ketinggalan pula ada tulisan  di Desa Asmorobangun ' Disini Butuh Air Bersih '. Suasana Pemilupun juga semarak dengan adanya Gambar para Calon wakil rakyat yang menempel dipepohonan yang merana itu.
Foto : Mas Yunus
Sambutan ketua RBM Kabupaten Kediri Drs. Ali Masruchi 
Dalam Kegiatan Festival Anak Kelud
     Sabtu [15/3/2014 ]  Ruang Belajar Masyarakat [ RBM ] PNPM Kabupaten Kediri  ikut berbagi bersama dengan menyelenggarakan Festival Anak Kelud Parade Mewarnai tingkat Taman Kanak Kanak [ TK ] se KecamatanPuncu di Pendopo Kecamatan Puncu, keceriahan bocah nampak dengan antusias menggambar dan mewarnai  yang rata rata didampingi para orang tua dan Guru, iringan lagu tradisional dan lagu Anak anak, serta Badut memberi motivasi bagi peserta, Turut hadir pula Camat Puncu Suparlan,SH, Kepala UPTD TK SD KecamatanPuncu Siti Khumaidah, Spd dan komponen PNPM se Kabupaten Kediri.
    Drs.Ali Masruchi dalam sambutannya mengatakan, sangat berterima kasih kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah [ UPTD TK/SD ] Puncu dan Bapak  Camat Puncu dalam kerjasamanya, sehingga acara ini bisa membawa dampak yang positif pada anak anak, dengan tujuan bisa menghilangkan rasa trauma pasca Eruipsi Kelud,  sebenarnya tidak ada nilainya sumbangan ini [ tiap anak mendapat Tas, Pencil krayon, Meja belajar, Red ] hanya untuk membangkitkan kembali anak anak semangat belajarnya. Kelud bukan menakutkan  tetapi Kelud membawa keindahan  ungkap Ali Ketua Pengurus Harian RBM PNPM Kabupaten Kediri dan Ketua Asosiasi BKAD Kabupaten Kediri ini. 
    Camat Puncu juga memberi apresiasi terhadap RBM Kediri, PNPM telah memberi perhatian kepada anak sehingga nampak ceria dan bangkit, sebenarnya suasananya terbentur kurang layak ditempati pasca G.Kelud meletus, dia memceritakan wilayah Puncu beberapa saat sebelumnya dinyatan aman, tetapi ALLOH berkehendak lain, detik detik mau meletus penduduk dari Dusun Sukomoro dan Lahar Pang semua lari menyelamatkan diri di Pendopo Kecamatan ini  kata Suparlan,SH  dalam sambutannya. karena itu anak anak harus bersahabat tanggap dan siap dengan alam Gunung Kelud,  Tidak lupa juga mengharap dan berdo,a  agar supaya anak anak rajin belajar dan kelak lahir Pemimpin Bangsa dari anak G.kELUD, Do’a Camat dengan bersemangat. tetapi ingat sumbangan apapun yang telah diberikan tidak menjadikan manja, namun sebaliknya harus berupaya keras seperti sedia kala, bantuan itu ambil hikmahnya.
   
Foto. Mas Yunus
Suasana Anak Kelud dalam Kecerian mewarnai di 
Balai Kecamatan Puncu
Rasa terima kasih dan penghargaan juga di sambut baik oleh Siti Khumaidah,Spd dari UPTD TK SD kepada penyelenggara RBM Kabupaten Kediri, dari TK KecamatanPuncu yang ikut Festival mewarna ini ada 550 anak, mereka bisa bermain dengan teman yang lain, semoga pulih dari trauma dan semangatnya tumbuh kembali, wanita berkacama mata ini berharap acara seperti ini bisa diadakan kembali di wilayahnya.
   Parade mewarnai ini di mulai pukul 8.00 pagi dan berahir jam 12.00 siang dengan sukses dan meriah, semoga bermanfaat, AYO BANGKIT ANAK ANAKKU, sambutlah masa depanmu setinggi langit, jangan sebatas KELUD. [ Abu Hs ]

Rabu, 12 Maret 2014

Pelaksanaan UU Desa dan keberlanjutan PNPM wilayah Perdesaan

Pelaksanaan UU Desa dan keberlanjutan PNPM wilayah Perdesaan
Pendampingan desa untuk peningkatan tata kelola yang baik.

By. Karlina


Undang-Undang Desa no.6/2014 yang disahkan DPR-RI pada tanggal 18 Desember 2013 akan memberikan desa alokasi dana yang besar, dengan indikasi rata-rata Rp 1,4 Miliar per desa per tahun. Penerapan UU tersebut tentunya memerlukan  peraturan-peraturan dan pedoman untuk pelaksanaan tata kelola di tingkat desa.

UU tersebut disusun atas inisiatif pemerintah untuk memberikan status hukum yang lebih kuat bagi desa dan memastikan alokasi anggaran pembangunan tahunan dapat disalurkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah ke desa-desa. Dengan langkah ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.
“Sekarang pemerintah desa dapat mengelola uangnya sendiri dan memutuskan penggunaan dana yang diberikan pemerintah,” kata Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua Panitia Khusus DPR untuk RUU Desa dalam Forum Desa Nusantara yang diadakan di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 8 Februari 2014.
Forum Desa Nusantara mendiskusikan kesiapan desa dalam menyambut penerapan UU Desa. Acara tersebut dihadiri Akhmad Muqowam (Ketua Panitia Khusus RUU Desa), Ir. Tarmizi A Karim, MSc, (Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ PMD, Kementerian Dalam Negeri), Arie Sudjito (Sosiolog Universitas Gajah Mada), Kholiq Arif (Bupati Wonosobo),  Drs. Heru Sudjatmoko, MSi (Wakil Gubernur Jawa Tengah). Forum ini dihadiri pula oleh perangkat desa dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu Tarmizi A Karim menyatakan pada pertengahan tahun 2014 pemerintah akan menerbitkan dua Peraturan Pemerintah (PP) mengenai Pengaturan Desa Dinas dan Desa Adat, serta Pengelolaan Anggaran Desa. Dua PP tersebut menjadi bagian dari PP lain yang akan diterbitkan. “Pemerintah akan menerbitkan total 17 PP sebagai pedoman pelaksanaan UU Desa,” ujarnya.
Pada 2015 atau 2016, desa-desa secara bertahap akan mulai menerima dana pembangunan yang jumlahnya sangat besar. Dana ini disalurkan secara berkala dalam skala nasional.  Dari simulasi sesuai pasal UU Desa terkait sumber keuangan Desa, jumlah transfer dana tahunan untuk 73.000 desa dapat mencapai Rp 104,6 Triliun. Angka tersebut lebih besar 10 kali lipat dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan tahun ini.
Dana ini diperuntukkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan pelaksanaan pembangunan di desa.  Pembangunan desa tersebut harus dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan mengacu pada RPJM Desa dan rencana tahunan yang disusun desa secara partisipatif.  UU Desa juga untuk memperbaiki akuntabilitas pemerintah desa dalam kegiatan PNPM Mandiri, seperti pelaksanaan musyawarah desa dan sistem informasi desa. Penguatan tata kelola pemerintahan menjadi penting dalam penerapan UU Desa ini.
Terkait upaya penguatan tata kelola itu, pemerintah ingin menggunakan PNPM Mandiri dalam membantu persiapan desa selama masa transisi sebelum UU Desa sepenuhnya dilaksanakan. Berkat kerjasama dan komunikasi yang didasari saling percaya antara DPR-RI dan Pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal PMD, prinsip-prinsip PNPM Mandiri telah dituangkan dalam UU itu. Prinsip-prinsip ini antara lain partisipasi, swakelola, transparansi dan akuntabilitas, pengambilan keputusan melalui musyawarah, keterlibatan perempuan, pendampingan dan pengawasan.
Arie Sudjito, Sosiolog UGM, menyatakan, “Pengunaan alokasi dana desa perlu kontrol Badan Permusyawaratan Desa (BPD).”
Desa juga perlu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas setelah pengesahan UU Desa. Perangkat desa hendaknya memiliki kemampuan yang cukup mengelola dana alokasi desa.
“Misalnya ketika menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa,” tambahnya.
Dengan alokasi dana yang cukup besar, perangkat desa diharapkan memiliki kemampuan yang cukup dalam mengelola dana alokasi desa. Sumberdaya PNPM Mandiri dapat didayagunakan untuk pengembangan kapasitas Pemerintah selama masa transisi menuju penerapan UU Desa.
Dalam penguatan tata kelola pemerintahan desa, fasilitator PNPM Mandiri yang telah mendampingi masyarakat di desa-desa dalam pelaksanaan program PNPM Perdesaan dapat ikut berperan mendampingi desa dalam penerapan UU Desa.
“Peran fasilitator PNPM sangat strategis, terutama untuk pendampingan dan proses pertukaran pengetahuan dalam masa transisi  dan persiapan penerapan UU Desa ,” jelas Tarmizi A Karim selaku Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD).
Sumber : http://www.pnpm-support.org

Jumat, 07 Maret 2014

PNPM Mandiri dan KPK Menyelenggarakan Workshop "Semua Siap Beraksi"

Pada hari ini Jumat 7 Maret 2014 diselenggarakan workshop “Semua Siap BERakSI” (Berantas Korupsi) yang bertempat di Hotel Santika Gubeng, Surabaya. Workshop ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat cq. Kedeputian bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat selaku Ketua Pokja Pengendali PNPM Mandiri bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu rangkaian kegiatan Gelar Semangat Anti Korupsi. Workshop ini diikuti oleh para pelaku PNPM Mandiri, Ketua UPK dan BKM, perwakilan radio komunitas, pemerintah daerah, perwakilan LSM, serta beberapa komunitas lain. Kegiatan ini merupakan program tahunan PNPM Mandiri sekaligus merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Aksi Penguatan Tata Kelola yang Baik pada PNPM Mandiri.
Pembicara sesi pertama adalah Bambang Widjajanto, Wakil Ketua KPK, yang menjelaskan berbagai hal mengenai lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Republik Indonesia. Dalam penjelasannya beliau menekankan bahwa korupsi adalah kejahatan terorganisir yang dilakukan secara rapi dan saling menjaga (bukan individual crime) oleh karena itu diperlukan jejaring yang kuat dalam melakukan pemberantasan korupsi. Beliau juga mengajak peserta workshop untuk melakukan penguatan jaringan untuk memberantas korupsi serta belajar dari best practices yang sudah ada.
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan narasumber Budi Satrio, Mantan Kepala Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kab. Banyumas. Dalam diskusi ini, Budi Satrio berbagi pengalaman tentang Sistem Informasi Desa dalam pelayanan publik di Desa Melung dan menekankan mengenai pentingnya desa memiliki data yang akurat. Persoalan yang seringkali terjadi di desa terkait teknologi informasi dan komunikasi diantaranya adalah masih minimnya pengetahuan perangkat desa tentang teknologi serta minimnya sarana dan prasarana pendukung untuk bisa mngakses jaringan internet. Oleh karena itu beliau menekankan mengenai pentingnya meningkatkan kapasitas perangkat desa untuk dapat mengelola informasi dan data desa untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Dengan adanya era digital dimana teknologi telah menjadi kebutuhan masyarakat tentunya mengakibatkan keterbukaan informasi juga menjadi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu Budi Satrio beserta masyarakat Desa Melung berinisiatif memulai Gerakan Desa Membangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan teknologi dan informasi.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan Gerakan Desa Membangun terlihat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, diantaranya adalah meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM perangkat desa, mempercepat penyebaran informasi, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah desa melalui website, serta mempererat hubungan antar desa melalui jejaring yang kuat. Bahkan saat ini, desa-desa yang tergabung dalam Gerakan Desa Membangun telah berhasil membangun aplikasi dan sistem informasi secara mandiri dan dapat membantu pemerintah dalam memperoleh data yang akurat dan terpercaya guna mengambil kebijakan sehingga sesuai dengan kondisi permasalahan dan kebutuhan masyarakat. (MA). Sumber http://www.pnpm-mandiri.org

Kamis, 06 Maret 2014

5 Mobil dan 1 Kontainer Rombongan Baksos Forum UPK PNPM DI Yogyakarta Datang Ke Puncu

Puncu-Kediri (RBM) - Enambelas hari pasca letusan Gunung Kelud, warga Desa Satak Kecamatan Puncu masih saja mengalami trauma akibat hujan batu, pasir, dan kerikil yang hampir saja membuat rumah, pekarangan, kebun, dan lahan pertanian  hancur. Ini yang mengakibatkan hampir seluruh warga Kecamatan Puncu belum bisa melakukan aktivitas mata pencahariannya sehari-hari.
Hari ini Sabtu (01/03/2014) PNPM Mandiri Perdesaan bersama RBM dan juga Satker Kabupaten Kediri mengawal Rombongan Bhakti Sosial peduli Kelud Forum UPK PNPM Mandiri Perdesaan DI Yogyakarta dari Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Sebelum rombongan menuju ke lokasi bencana, mereka transit dulu di Kecamatan Plemahan. Rombongan yang datang berjumlah 23 orang dengan membawa 5 mobil dan satu kontainer yang berisi bantuan berupa alat-alat mandi, alat dapur, perlengkapan sekolah, pakaian dalam, dan perlengkapan bayi.
Dari PNPM Mandiri Perdesaan diwakili oleh masing-masing UPK dari Kabupaten Kediri, Ketua RBM, Ali Masruchi, dan Susetyo mewakili BKAD Plemahan, ada juga perwakilan Satker dari Kabupaten Kediri. “Kita langsung mengarahkan para donatur ke Kecamatan Puncu yang memang berdampak sangat  besar sekali, bahkan sampai sekarang warga desa masih mengandalkan bantuan dari donatur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari”, Ali Masruchi memaparkan.
Selanjutnya Ketua RBM PNPM Mpd itu menjelaskan bahwa sistem pembagian bantuan terbagi menjadi dua tempat yaitu, di Balai Desa Satak Kecamatan Puncu, rombongan sampai di tempat lokasi pukul 09.30 WIB, dilanjutkan menuju lokasi bencana di Desa Besowo Kecamatan Kepung.

“Kami berharap bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat untuk warga korban bencana dan semoga mereka segera bisa menjalankan aktivitasnya kembali seperti biasanya,” ungkap Susetyo. (Dhea RBM)

Rabu, 05 Maret 2014

Pembangunan Pasca Erupsi Kelud Tunggu Data dari Kabupaten dan Satker.

Kediri (RBM) – Masih terkait dengan Program-program PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Kediri pasca Bencana Letusan Kelud yang terjadi Rabu (13/02/2014). Andi Laksono selaku Fasilitator Kecamatan memberikan keterangan tentang kerusakan infrastruktur di daerah rawan bencana pasca Letusan Kelud seperti Desa Sugihwaras, Kepung, Kampung Baru, dan Satak.
“Tentang infrastruktur kami sudah berkonsultasi dengan Fasilitator Teknik, Henry Aminnulloh perihal laporan yang sudah ada warga yang terkena dampak langsung Letusan Gunung Kelud” papar Andi.
Sebelumnya ada laporan dari warga, ada satu bangunan Gedung TK di Wilayah Kecamatan Puncu yang bocornya agak parah, meskipun bangunan masih kokoh dan genting juga masih utuh, hanya talangnya saja yang tersumbat pasir. Bahkan ada laporan dari Desa Puncu bahwa ada salah satu saluran air bersih yang akan disurvey dulu oleh Tim PNPM MPd Kabupaten Kediri tentang bagaimana kerusakannya, untuk menentukan bagaiamana cara perbaikan dan alokasi dananya.
Lebih lanjut Andi menegaskan, bahwa untuk pembangunan ekonomi belum bisa diketahui sekarang karena pihak pusat juga masih menunggu data kiriman dari kabupaten, karena mungkin jika ada dana pasca bencana pihak Faskab juga sangat bersyukur.
“Kami juga harus berkoordinasi dengan dengan Satker Kabupaten Kediri terkait dengan hal-hal yang sangat diperlukan masyarakat untuk saat ini, namun sampai saat ini belum ada informasi secara pasti” tegas Andi.
Andi juga mengharapkan bahwa program PNPM MPd ini masih bisa berjalan meskipun ada tempat-tempat yang terkendala karena terkena dampak letusan Kelud. Tentang pendanaan masih tetap bisa berjalan terus meskipun ada kendala, para pelaku juga dihimbau untuk tetap semangat menjalankan program PNPM MPd dengan baik. (Dhea RBM)

RBM Anggarkan Dana Hampir 45 Juta untuk Korban Letusan Kelud

Gurah - Kediri (SK) – Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan RBM Tahun 2013 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) untuk Tahun Anggaran 2013 di Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur maka RBM mengadakan Rapat Pleno yang diselenggarakan di Balai Desa Gempolan Kecamatan Gurah pada Selasa (25/02/2014). Acara yang di mulai pukul 10.00 tersebut dihadiri oleh Ketua Pokja RBM, Ali Masruchi, Pengurus Pokja RBM, dan Anggota Divisi: CBM, Advokasi dan Hukum, Pengembangan Media, serta Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Dalam acara tersebut hadir juga Iman Rahman Heru Wijaya, SH, selaku Fasilitator Kabupaten Kediri, dan juga PjoKab Kediri, Agus Djuadi, SH.
“Dalam Rapat Pleno ini kami membahas tentang evaluasi kegiatan RBM Tahun Anggaran 2013, juga tentang rencana perubahan Divisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, serta penetapan perubahan kegiatan Divisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat”, Heru selaku nara sumber menjelaskan.
Sedangkan Ketua Divisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Susetyo memaparkan bahwa karena keadaan dan situasi yang tidak memungkinkan dilaksanakan kegiatan RBM Divisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat perlu mengadakan musyawarah dalam bentuk Rapat Bersama Anggota RBM Tahun 2013.
“Demi kelangsungan kegiatan RBM Tahun Anggaran 2013, maka perlu diadakan penataan ulang rencana kegiatan RBM Divisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, adapun kegiatan yang perlu diadakan penataan dan penetapan ulang adalah, dari kegiatan yang awalnya Pameran dan Pasar Lelang Produk Binaan PNPM dan Pentas Seni Jaranan dalam kegiatan Gelar Kapasitas yang rencananya akan digelar bulan Maret mendatang, dirubah menjadi Bantuan Pendidikan untuk anak usia Dini di 4 kecamatan yang terkena dampak letusan Kelud, yaitu Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten dan Puncu”, Susetyo menambahkan.
Lebih lanjut Heru wijaya menyampaikan bahwa alokasi dana anggaran yang sudah disediakan sebesar Rp. 44.387.500,00 untuk membantu pendidikan anak usia dini di masing-masing kecamatan yang terkena dampak letusan Kelud paling parah, yaitu Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten dan Puncu. (Dhea Daffa)